JATENG, kabarSBI.com – Tim Penggerak PKK bersama kadernya diminta menjadi corong terdepan dalam menekan stunting, khususnya di Jawa Tengah. Mereka diharapkan terus mengedukasi masyarakat, tidak hanya pada para ibu, melainkan juga merambah anak muda.
Hal itu ditegaskan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, saat Pelantikan Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Kota Salatiga, Kabupaten Jepara, Banjarnegara, dan Batang, di Grhadhika Bhakti Praja, Minggu (22/5/2022) malam. Menurutnya, pencegahan stunting sangat diperlukan, mengingat selama pandemi Covid-19, cukup banyak pernikahan usia anak.
“Kebanyakan yang menikah usia anak adalah perempuan. Hal itu berisiko memicu stunting, karena mental ibu tidak siap, dan fisik juga tidak siap,” beber Ganjar.
Untuk itu, dia berharap Tim Penggerak PKK dan kadernya dapat menjadi corong terdepan dalam mencegah stunting, mulai dari deteksi ibu hamil di wilayah masing-masing. Setelah terdeteksi, para kader diminta mencari tahu siapa saja ibu yang kehamilannya bermasalah, untuk selanjutnya diatasi. Sehingga bayi dapat lahir selamat, stunting bisa dicegah.
“Jangan sampai terjadi loss generation. Sebenarnya, jika 10 Program Pokok PKK dilakukan, semua persoalan akan beres. Ada nilai-nilai di masyarakat yang disampaikan dengan gaya ibu-ibu. Bagaimana menjelaskan anak-anak mencegah radikalisme, awas narkoba, pornografi, dan sebagainya,” ujar Ganjar.
Dalam kesempatan tersebut, empat orang dilantik oleh Ketua TP PKK Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo. Yakni, Eka Edy Supriyanta sebagai Penjabat Ketua TP PKK Jepara, Lucia Untariningsih Tri Harso (Pj Ketua TP PKK Banjarnegara), Denok Respati Sinoeng NR (Pj Ketua TP PKK Kota Salatiga), dan Purwanti Sugeng Sudiarto (Pj Ketua TP PKK Kabupaten Batang).
Ketua TP PKK Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo mengatakan, dua tahun kepemimpinan para penjabat Ketua TP PKK tersebut bukan masa yang sebentar. Banyak pekerjaan rumah yang mesti dilakukan, khususnya persoalan yang dihadapi pascapandemi Covid-19.
“Yang pertama, PKK tetap harus melakukan penanganan pencegahan stunting. Bagaimana bisa mengedukasi masyarakat untuk mencegah perkawinan usia anak, karena pascapandemi banyak ditemukan anak perempuan menikah kategori usia anak. Tentu ini membutuhkan sinergi Antara provinsi dan kabupaten/kota,” terangnya.
Kendati begitu, Atikoh optimistis keempat Penjabat Ketua TP PKK yang baru dilantik dapat bekerja dengan baik, mengingat selama ini kolaborasi dengan empat daerah tersebut sudah cukup bagus.
“Apalagi mereka bukan orang asing. Seperti Ibu Ketua TP PKK Jepara itu pengurus TP PKK Provinsi. Yang lain bisa sambil jalan, learning by doing,” kata Atikoh.
Sementara, Penjabat Ketua TP PKK Kota Salatiga Denok Respati Sinoeng NR menyatakan siap membantu memberantas dan mencegah stunting di wilayahnya, seperti yang dipesankan Gubernur Ganjar Pranowo. Dengan begitu, akan dapat tercipta anak bangsa yang sehat dan berkualitas.
“Yang kedua, meningkatkan UMKM. Apalagi, setelah pandemi ini sektor pariwisata mulai meningkat, yang mesti diikuti dengan pendampingan bagi UMKM,” ungkapnya.
Penjabat Ketua TP PKK Kabupaten Jepara Eka Edy Supriyanta mengatakan, untuk menangani stunting, dia akan mendorong konsumsi makan ikan, sehingga masyarakat, khususnya anak-anak mendapat asupan gizi yang memadai dari protein hewani itu. Apalagi, Jepara dikenal sebagai penghasil ikan. Dengan meningkatkan konsumsi ikan, diharapkan menekan angka stunting di wilayah tersebut.
“Jepara itu kota ikan. Saya percaya ikannya banyak. Tapi gemar makan ikannya seberapa besar, akan saya tanya dulu. Kemudian, saya pacu mereka untuk suka ikan. Kalau ikan sudah memasyarakat, akan berkurang stuntingnya,” tandasnya. (Diskominfo/simon/red)