oleh

Hati-hati, di Sumedang 10 Pria Ingin Perkasa Berakhir di Ranjang Rumah Sakit

Hati-hati, di Sumedang 10 Pria Ingin Perkasa Berakhir di Ranjang Rumah Sakit 1
Foto: ilustrasi (dok/ist0

JAKARTA, kabarSBI.com – Kabar tentang ‘lelaki perkasa’ asal Sumedang yang tepar di rumah sakit akibar mengkonsumsi minuman khusus pria dewasa menarik untuk menjadi bahan perhatian. Terlebih bagi para lelaki yang menggunakan cara instan untuk menjadi pria perkasa bagi pasangan hidupnya. Namun bukannya menjadi perkasa seperti yang diharapkan malah menjadi korban perjualan produk ilegal.

Dilansir situs berita detik.com, berharap ingin perkasa di atas ranjang, 10 orang pria asal Sumedang malah keracunan suplemen kejantanan pria berupa kopi merek Cleng dan Kopi Jantan.

“10 orang doduga mengalami keracunan, delapan orang minum Kopi Cleng dan dua orang minum Kopi Jantan,” kata Kapolres Sumedang AKBP Hartoyo via sambungan telepon, Kamis (19/9/219).

Hartoyo mengungkapkan kopi penambah stamina pria ini dijual di depot jamu dengan harga Rp 20 ribu. Kopi perkasa tersebut dibuat di luar Sumedang. “Daerah lain, di Jawa Tengah,” ujarnya.

Kopi yang diminum para korban dijual di depot jamu milik TN (69) di Jalan Sebelas April Lingkar Tegalkalong RT 02 RW 05, Kelurahan Kota Kaler, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang.

Polisi sudah meminta keterangan kepada penjual kopi perkasa. Selain itu, polisi menemukan sejumlah merek lain dengan produk kopi yang sama di depot jamu tersebut. Sejumlah sampel dibawa untuk dilakukan pengujian oleh BPOM dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang.

Hartoyo menambahkan dengan adanya insiden ini, pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang dan BPOM melakukan sidak ke sejumlah depot jamu. Setelah ditelusuri, kopi tersebut tidak memiliki izin edar.

“Tidak ada izin edar. BPOM memastikan itu tidak ada izin edar,” ujarnya.

Humas RSUD Sumedang Iman Budiman mengatakan para korban datang tidak bersamaan. Para pasien mengalami disorientasi setelah minum kopi tersebut.

“Disorientasi itu pasien tidak tahu tempat, tidak tahu waktu, kaya bingung gitu. Aktivitasnya menjadi tidak terkendali. Rata-rata usia 24-70 tahun, semua laki-laki,” katanya.

Para pasien dirawat dua hingga tiga hari untuk menetralkan racun yang terserap. (*/r/as)

Kabar Terbaru