oleh

Hutan Kota Danau Cincin Tercemar Sampah, Kemana Petugas?

Hutan Kota Danau Cincin Tercemar Sampah, Kemana Petugas? 1
Tumpukan sampah di area danau cincin Papanggo tak tertangani hingga cemari hutan kota. (dokumen)

JAKARTA, kabarSBI.com – Kawasan Hutan Kota Danau Cincin di wilayah Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara kian hari meradang karena banyaknya sampah yang berceceran.

Sampah umumnya sampah plastik rumah tangga diduga akibat tertiup angin karena jarak kawasan hutan kota hanya berjarak beberapa meter dari lokasi penampungan sampah sementara di area danau cincin.

Ironisnya petugas kebersihan, kebersihan taman atau hutan kota maupun PPSU kelurahan setempat tidak secara serius membersihkan sampah-sampah yang berceran di lokasi tersebut.

“Harusnya hutan kota ini dirawat jangan sampai ada sampah yang berceceran seperti tidak terurus saja. Kan banyak petugas ada petugas kebersihan dan petugas kebersihan kelurahan masa didiamkan saja,” kata suryo, 27, warga sunter yang kerap melintas danau cincin untuk olahraga, Minggu, 14/7/2019.

Ia mengaku prihatin atas penanganan lingkungan hutan kota di kawasan danau cincin papanggo.

“Kami inginya lingkungan hutan kota itu bersih, tidak banyak sampah yang bercecer karena sekarang disini (danau cincin) banyak orang yang datang. Biasanya warga jalan-jalan santai atau olahraga ditepi danau dengan pepohonan yang rindang,” imbunhya.

Sementara itu, Kasatpel Kebersihan Kecamatan Tanjung Priok Basrudin tidak menapik adanya sampah yang berceceran di area TPS danau cincin Papanggo.

“Hampir semua Dipo keadaanya demikian. Hal ini terkait dengan armada truk sampah yang belum dapat jatah Ban selama 2 tahun,” dalihnya.

Ia menyebutkan bahwa alasan armada menjadi salah satu kendala sehingga aktivitas petugasnya tidak maksimal.

Hutan Kota Danau Cincin Tercemar Sampah, Kemana Petugas? 2
Samaph berserakan di area hutan kota danau cincin Papanggo, Jakarta Utara. (dokumen)

“Di Priok sendiri ada 15 unit truk yang tidak jalan gara-gara ban dan sudah berlangsung 3 bulan. Bisa anda bayangkan kalau masing – masing truk daya angkutnya 10 Ton, berapa sampah yg tiap harinya tidak terangkut. Dan itu terakumulasi setiap harinya,” jelasnya dengan nada betanya.

Terkait pengangkutan sampah pihaknya sudah berusaha minta bantuan truk sampah dari Dinas Lingkungan Hidup dan Sudin serta Satpel lain namun tetap belum tertanggulangi karena sifatnya bantuan.

“Saya berharap lelang ban segera terwujud supaya truk-truk sampah Satpel LH Priok dapat segera beroperasi kembali sehingga tumpukan sampah dapat segera tertangani. Truk-truk yang adapun muatannya gak maksimal karena kondisi ban yg sudah pada botak sehingga para pengemudinya pada takut bannya meledak,” jelansya.

Lebih lanjut, terkait sampah yang tercecer secara tupoksi (tugas pokok dan fungsi), Basrudin berdalaih itu adalah kewenangan Satuan Pelaksana Kehutanan.

“Secara tupoksi, mestinya Satpel Kehutanan tapi itu ulah sebagian warga yang buang sembarangan dan mungkin karena tiupan angin,” pungkasnya. (jut/r/as)

Kabar Terbaru