oleh

Ini Pesan Presiden Pada Rakornas Pengendalian Inflasi 2018

Ini Pesan Presiden Pada Rakornas Pengendalian Inflasi 2018 1JAKARTA, KabarSBI.com – Presiden Joko Widodo secara resmi membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2018 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis, 26 Juli 2018. Rapat ini dihadiri ratusan kepala daerah dan perwakilan Bank Indonesia dari berbagai wilayah di Indonesia.

Tiba di lokasi sekitar pukul 08.55 WIB, Presiden tampak didampingi oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso. Adapun tema acara ini adalah “Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Mewujudkan Stabilitas Harga dan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif serta Berkualitas.”

Setelah lagu Indonesia Raya dikumandangkan, acara kemudian dilanjutkan dengan laporan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Setelah itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga selaku Ketua Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) Darmin Nasution menyampaikan sambutannya.

Sebelum memberikan arahannya, pada kesempatan ini juga Presiden Joko Widodo menyerahkan penghargaan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Terbaik dan TPID Berprestasi tahun 2017.

Untuk kategori TPID Berprestasi tingkat kabupaten/kota diraih oleh Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Bangli, Kabupaten Banjar, Kabupaten Bitung, dan Kabupaten Manggarai Timur. Sedangkan TPID Terbaik tingkat kabupaten/kota diberikan kepada Kota Padang, Kota Kediri, Kota Samarinda, Kota Makassar, dan Kota Ternate.

Adapun untuk TPID Terbaik tingkat Provinsi diraih oleh Provinsi Sumatra Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Setelah penyerahan, seluruh kepala daerah penerima penghargaan kemudian berfoto bersama Presiden.

Usai menyerahkan penghargaan, Presiden menyampaikan arahan yang dilanjutkan dengan pemukulan gong sebagai simbol dibukanya Rakornas ini.

Ini Pesan Presiden Pada Rakornas Pengendalian Inflasi 2018 2Jaga Pasokan untuk Tekan Inflasi

Presiden Joko Widodo meminta agar para kepala daerah lebih proaktif dalam upayanya menekan inflasi yang terjadi di daerahnya masing-masing.

“Tahu berasnya kurang langsung cek provinsi mana yang surplus. Misalnya Jawa Timur, telepon Gubernur Jawa Timur, Pakde Karwo, untuk kirim misalnya ke yang kurang provinsi mana,” kata Presiden.

Presiden mengatakan bahwa pengecekan berkala mengenai jumlah stok pangan yang tersedia dan berkoordinasi dengan daerah sekitar itu harus dilakukan para kepala daerah dalam rangka menekan angka inflasi. Dengan itu rakyat diyakini dapat menikmati harga yang terkendali.

“Jangan inflasi sudah tinggi, enggak ngerti, duduk manis di kantor. Percuma pertumbuhan ekonomi tinggi misalnya pertumbuhan ekonomi 5 persen tetapi inflasinya 9 persen,” tuturnya.

Menurutnya, perdagangan antardaerah ini dapat menjadi solusi yang saling menguntungkan bagi daerah-daerah yang mengalami hambatan pasokan dan yang mengalami kelebihan pasokan.

“Karena sering sebuah daerah produksinya besar dan daerah lain kurang tapi enggak ada komunikasi sehingga yang satu inflasinya tinggi yang satu kebanyakan barang,” ucapnya.

Selain itu, Presiden juga menyarankan kepada para kepala daerah untuk membangun pasar-pasar pengumpul baik itu di tingkat provinsi, kabupaten, maupun kota. Sehingga para petani di daerahnya masing-masing mendapatkan kemudahan akses untuk dapat menjual hasil taninya dengan lebih mudah.

Pasar-pasar pengumpul tersebut juga dapat dijadikan solusi untuk menekan biaya transportasi dan distribusi sebagaimana yang saat ini terjadi.

“Yang tidak benar adalah misalnya Sulawesi surplus dikirim ke Cipinang (pasar induk), Jawa Timur surplus dikirim ke Cipinang, Jawa Barat surplus dikirim ke Cipinang. Dari Cipinang dikirim balik ke timur. Ini kan bolak-balik kena biaya transportasi. Ini yang enggak pernah kita hitung,” ujarnya.

Inflasi di Bawah 4 Persen

Presiden Joko Widodo memberikan apresiasinya kepada seluruh Tim Pengendali Inflasi baik di tingkat pusat maupun daerah atas pencapaian inflasi di bawah 4 persen dalam 3 tahun terakhir. Menurutnya, hal tersebut tidak terlepas dari kinerja semua pihak termasuk kepala daerah.

Ini Pesan Presiden Pada Rakornas Pengendalian Inflasi 2018 3“Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh kepala daerah atas capaian inflasi yang tadi sudah disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia, segenap anggota tim pengendali inflasi baik di tingkat pusat dan daerah karena selama 4 tahun ini kita betul-betul bisa menekan inflasi pada angka di bawah 4 persen,” ujarnya.

Presiden merinci tingkat inflasi dalam tiga tahun terakhir yaitu 3,35 persen pada 2015, 3,02 persen pada 2016, dan 3,61 persen pada 2017. Hal ini menurut Presiden bisa terjadi karena ada sinergi yang baik antara Tim Pengendali Inflasi pusat dan daerah.

“Lompatan seperti ini harus terus kita lanjutkan karena saya lihat sekarang koordinasi antara pusat dan daerah semakin baik. Ada satgas pangan yang juga ada di pusat maupun daerah juga bekerja dengan baik,” lanjutnya.

Walaupun demikian, Presiden berharap inflasi bisa terus diturunkan hingga menyentuh angka antara 1 atau 2 persen.

“Saya kira kalau ini kita teruskan kita akan memiliki inflasi yang stabil yang kita harapkan semakin tahun semakin turun dan kita harapkan nanti antara 1 atau 2 persen, itu target kita, sehingga seperti negara-negara yang maju, stabilitas harga itu betul-betul bisa kita jaga,” ucap Kepala Negara itu.

Dua Problem

Pada kesempatan yang sama, Presiden menuturkan dua problem besar yang menjadi kewajiban bersama yang masih harus dicarikan jalan keluarnya bagi negara kita, yaitu problem defisit transaksi berjalan dan problem defisit neraca perdagangan.

Kalau fundamental ini bisa diperbaiki, lanjut Presiden, Indonesia akan menuju pada negara yang tidak akan terpengaruh oleh gejolak-gejolak ekonomi dunia.

“Neraca perdagangan, saya titip meski sudah berkali-kali saya sampaikan, ini urusan ekspor dan impor. Kita sekarang ini defisit, impornya banyak ekspornya lebih sedikit. Problemnya adalah di investasi, di ekspansi-ekspansi usaha,” katanya.

Oleh karena itu, Presiden pun berpesan kepada para kepala daerah agar memprioritaskan pemberian izin untuk investasi yang berorientasi ekspor dan investasi yang berkaitan dengan substitusi barang-barang impor.

“Sekali lagi, yang namanya investasi yang orientasinya ekpor, buka lebar-lebar. Yang namanya investasi untuk substitusi barang-barang impor, buka lebar-lebar. Jangan ada pertanyaan lagi. Kalau bisa selesaikan izinnya detik itu juga, hari itu juga. Biar besok dia langsung bisa bangun. Ini pelayanan, kecepatan,” kata Presiden.

Presiden pun menuturkan bahwa di pusat sudah ada sistem perizinan terintegrasi berupa Online Single Submission (OSS). Nantinya, Presiden melanjutkan, OSS ini bisa diterapkan juga di daerah.

“Ini mau kita urus yang pusat dulu. Tapi ini nanti bisa masuk ke provinsi, kabupaten, kota. Bisa ditelusuri di mana berhentinya izin-izin itu,” imbuhnya. (ist/r/as)

Kabar Terbaru