JAKARTA, kabarSBI.com – Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno menyatakan PT Semen Indonesia atau Semen Indonesia Group (SIG) merupakan salah satu industri yang sangat strategis. Oleh karena BUMN pelat merah itu ikut berperan sebagai pemasok bahan baku untuk pembangunan infrastruktur nasional, baik untuk pembangunan gedung, jalan, jembatan, dan lain-lain.
“Oleh karena itu kami berharap bahwa PT Semen Indonesia Group yang saat ini menguasai kurang lebih 50 persen pangsa pasar domestik itu justru bisa memperluas pangsa pasarnya. Apalagi sudah terbukti bahwa (pemakaian) Semen Indonesia itu tersebar di seluruh Indonesia. Kami mendukung agar PT Semen Indonesia Group itu bisa diberikan dukungan yang lebih dari pemerintah agar bisa berkembang lebih baik lagi di masa mendatang. Apalagi kebutuhan untuk memenuhi pembangunan infrastruktur masih tetap akan dibutuhkan untuk tahun-tahun berikutnya,” kata Eddy Soeparno kepada Parlementaria di sela-sela agenda Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke Gresik, Provinsi Jawa Timur, Jumat (14/7/2023).
Ia mengatakan, saat ini Komisi VII DPR RI juga sedang fokus terhadap masalah over supply produksi pada sektor semen di Indonesia. Diketahui, over supply produksi PT SIG sekarang ini sudah mencapai 100 persen lebih. Oleh karena itu, ia menekankan agar Pemerintah selaku regulator, harus turun tangan untuk menangani masalah over supply ini.
Hal itu dapat dilakukan, pertama, agar Pemerintah setop atau moratorium dahulu untuk penerbitan izin pendirian pabrik semen baru. Kedua, Pemerintah harus menciptakan ekosistem persaingan yang sehat. Sehingga, jangan ada kompetisi yang tidak sehat antara industri semen dalam negeri dan swasta.
“Jadi dalam hal ini Komite Pengawas Persaingan Usaha harus turun tangan untuk mengawasi upaya-upaya yang dilakukan oleh sejumlah produsen yang melakukan persaingan usaha secara tidak sehat tersebut,” tegasnya. Dalam kesempatan yang sama, Politisi Fraksi PAN itu juga mengapresiasi capaian PT Semen Indonesia yang telah mampu melakukan exercise dalam hal penghematan. Hal itu dilakukan di tengah kondisi over capacity yang terjadi saat ini.
“Salah satu penghematan yang dilakukan oleh PT Semen Indonesia ini saya anggap cukup berhasil dan bisa menyelamatkan perusahaan dari kondisi yang memang saat ini tidak menguntungkan,” ungkapnya. Di sisi lain, menurutnya, biaya produksi semen yang menggunakan 60 persen energi tersebut juga perlu mendapatkan dukungan dari Pemerintah. Hal itu dapat dilakukan dalam bentuk pembelian batu bara dengan acuan harga Domestic Price Obligation sesuai dengan yang didapatkan oleh PLN.
“(Dukungan) ini dapat menunjang PT Semen Indonesia Grup agar mereka bisa survive dalam kondisi Indonesia yang saat ini kurang baik,” imbuhnya.
Dikatakannya, PT Semen Indonesia Grup berkomitmen untuk mendukung program pengurangan pemanfaatan karbon. Selain itu Komisi VII DPR juga setuju dengan apa yang disampaikan oleh Direksi PT Semen Indonesia agar dapat diberikan sebuah insentif bagi industri-industri yang saat ini bergerak untuk melaksanakan proses transisi energi dalam rangka mengurangi kadar karbon yang diciptakan selama proses produksi semen.
“Kami akan mendorong PT Semen Indonesia Grup untuk memanfaatkan energi terbarukan di dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari. Di antaranya adalah ada rencana untuk memasang solar panel secara masif di PT Semen Indonesia Grup. Dan tentu ini kami dukung agar bauran energi yang diciptakan dari kegiatan produksi Semen Indonesia itu bisa juga menunjang target kita untuk mengurangi emisi karbon di tahun 2060,” pungkasnya. (dep/rdn/red)