
Pasar Umum Banjarsari, Kabupaten Ciamis ditinggal pedagang, pedagang memilih turun ke jalan karena akses pasar buruk. (dok)
CIAMIS, kabarSBI.com – Jerit keluh kesah para pedagang dan berbagai kalangan atas semrawutnya pengelolaan pasar umum di Banjarsari, Kabupaten Ciamis masih belum mendapat jalan kluar. Tiadanya langkah konkrit dari pejabat berwenang guna terciptanya pasar tertib, aman dan nyaman sehingga mampu mempercepat peningkatan perekonomian masyarakat terlebih di massa pandemi Covid-19 saat ini.
Biro media Sahabat Bhayangkara Indonesia (SBI) wilayah Kabupaten Ciamis kembali mengunjungi pasar umum Banjarsari, baru-baru ini, dengan agenda menemui penanggungjawab pengelolaan pasar. Tim investigasi saat memasuki area pasar dapat merasakan sekali kesulitan dalam hal akses di area pasar, dikarenakan banyak sekali digunakan untuk parkir kendaraan roda dua bahkan roda empat.
Saat tim mendapat lokasi untuk parkir yang cukup jauh, berjalan menuju kantor pengelola pasar, namun sayangnya Kepala UPTD Dinas Perdagangan Kab. Ciamis sedang tidak ada ditempat. Seorang staf kasubag pasar mengatakan bahwa pimpinan bersangkutan sedang ada acara di kantor Kecamatan, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
Staf itu mengaku baru saja berdinas di UPTD Dinas Perdagangan sejak bulan Januari 2020 dan merasa kurang memahami kondisi permasalahan yang ada.
Disinggung mengenai keluhan para pedagang, serta keberadaan pasar baru berkonsep indoor yang terlantar staf kasubag ini mengatakan telah beberapa kali di adakan pertemuan bersama berbagai pihak. Seharusnya, kata dia, pasar baru dapat dimanfaatkan oleh para pedagang dan tidak di tinggal untuk memilih berjualan di luar gedung pasar baru, akan tetapi itu hanya terjadi dalam waktu yang singkat setelah itu kembali para pedagang meninggalkan gedung pasar baru.
Melihat sekitar ruang kantor UPTD Perdagangan Kabupaten Ciamis nampak papan tulis bertuliskan target pendapatan bulanan dari pengelolaan pasar umum, baik dari Retribusi, BBN, Abudemen. Uniknya lagi setiap tahun ke belakang target selalu tercapai, namun pelayanan bagi pedagang dan pembeli disekitar pasar dirasakan kurang maksimal, fasilitas pendukung pun tak kunjung diperbaiki.
Sementara itu, seorang pedagang mengatakan telah mengikuti aturan pasar tetapi fasilitas pasar dinilai buruk. “Kami taat aturan untuk retribusi, tapi tolong fasilitas pendukung pun di perhatikan agar tercipta timbal balik dan usaha kami lancar juga,” ucap pria yang tak ingin namanya di publikasikan.
“Mohon untuk akses umum area pasar ditertibkan, sebenarnya pedagang bersedia mengisi pasar baru asalkan ada akses memadai bagi para pengunjung sehingga dapat meningkatkan lalu lintas pengunjung ke kios kami, kalo tetap seperti ini sulit dijangkau pembeli, pasar baru akan selalu sepi dari pengunjung dan pedagang memilih berjualan diluar lagi,” pungkasnya. (bono/r/as)