Kuningan, kabarSBI – Program Indonesia Pintar (PIP ) dirancang untuk membantu anak-anak usia sekolah dari keluarga miskin/rentan miskin / prioritas.Dana Program Indonesia Pintar (PIP) tidak boleh dipotong oleh siapa pun.
Namun pada prosesnya masih saja terjadi dugaan pemotongan saat pencairan dana program Indonesia pintar (PIP) oleh pihak sekolah dengan berbagai macam alibi yang menitikberatkan pada saat proses pencairan yang di fasilitasi oleh pihak sekolah. Salah satunya dugaan pemotongan pencairan PIP telah diakui oleh salah satu siswa di SMP Al Ihya Cihaur kecamatan Ciawigebang Kabupeten Kuningan Jawabarat.
Di jumpai Dedin Badrudin selaku kepala sekolah setempat saat dikonfirmasi terkait pemotongan PIP di SMP Al Ihya kepada tim SBI Selasa 7 Januari 2025 di sekolahnya menyebutkan siswa yang memberikan informasi terkait pemotongan PIP miliknya kepada tim SBI kemarin, pada pagi tadi telah datang menghadap dan meminta maaf atas perbuatannya telah memberikan informasi terkait pemotongan PIP miliknya kepada pihak lain.
Dedin mengatakan pihak sekolah tidak melakukan pemotongan terhadap PIP.
“Adapun uang senilai 50 ribu yang diberikan siswa kepada pihak pengurus pencairan PIP itu adalah sebagai uang pengganti bensin saat mengurus pencairan PIP ke bank BRI,” katanya.
Dedin menganggap hal tersebut itu sebagai hal yang lumrah dan wajar secara manusiawi.
Sebelumnya pihak sekolah telah membicarakan terkait hal tersebut dengan para orang tua siswa penerima PIP di sekolahnya.
“Keterlibatan pihak sekolah atas pengurusan pencairan PIP siswa sudah di bicarakan dengan pihak orang tua murid,pihak orang tua pun tidak ada yang merasa keberatan dengan memberikan sejumlah uang sebagai pengganti uang bensin pengurus,” tegas Dedin.
Dalam hal tersebut SBI akan berkoordinasi dengan pihak – pihak terkait guna mendapatkan keterangan tentang sanki atas perbuatan pemotongan Program Indonesia Pintar (PIP).
Tim//
