oleh

Pupuk Subsidi Langka, Petani Banjarsari Menjerit: “Pemerintah Jangan Tutup Mata”

-Daerah, Headline-487 Dilihat
Pupuk Subsidi Langka, Petani Banjarsari Menjerit: "Pemerintah Jangan Tutup Mata" 1
Foto: ilustasi pupuk

CIAMIS, kabarSBI.com – Sudah sekitar 3 minggu belakangan ini kelangkaan pupuk urea bersubsidi dirasakan oleh para petani di Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis. Petani resah bahkan mulai kesal ketiadaan pupuk subsisdi dan berharap pemerintah tidak tutup mata.

Mamat, salah seorang anggota Kelompok Tani Makmur I Desa Cibadak, Kecamatan Banjarsari mengungkapkan kekesalanya.  Terlebih, kata dia, saat ini sudah mulai tabur benih padi dan tabur pupuk untuk penggemukan.

“Tentunya saat ini pupuk subsisi sangat dibutuhkan oleh para petani untuk meningkatkan produktivitas kualitas hasil padi saat musim panen tiba,” kata Mamat kepada wartawan, Senin, 7/11/2020.

“Ya … saya sangat kesal karena saat ini yang kami butuhkan pupuk subsidi namun tidak ada dipasaran, adapun pupuk harganya mahal dipasaran harga pupuk non subsidi Rp 275.000 ukuran 50 kg, untuk jenis pupuk poska Rp 150.000,- ukuran 50 kg. Padahal jenis pupuk poska tersebut sangat berguna untuk peningkatan batang padi,” sambungnya.

Menurutnya, harga pupuk non subsidi dipasaran untuk satu paket harganya Rp 280.000,- itu sudah termasuk 2 karung pupuk jenis urea ukuran 50 kg, 2 karung jenis pupuk poska dan 10 kg jenis pupuk Mutiara (NPK).  Adapun jenis pupuk urea yang bersubsidi harga dipasaran Rp 110.000,- kalau dibandingkan dengan harga non subsidi tentunya kenaikan hampir 200%

“Kalau melihat harga pupuk dipasaran non subsidi kenaikan sekitar 200% dari harga pupuk subsidi. Sepertinya Pemerintah ingin membunuh secara perlahan kepada para petani, karena kelangkaan pupuk subsidi berbanding harga gabah yang turun. Para penggarap lahan sawah dengan kondisi seperti ini mau makan apa,” tandasnya.

Lebih jauh lagi petani yang bernaung di kelompok tani Makmur I ini pun hingga sekarang belum mendapatkan pupuk bersubsidi.

“Kelangkaan pupuk bersubsidi sangat merugikan petani “karena jika tanaman tidak di pupuk, hasil panennya pun tidak akan maksimal, dan ini tidak sejalan misi pemerintah yang menaikkan produksi ketahanan pangan salah satunya adalah padi,” Pungkas Mamat. (bono/r/as )

Kabar Terbaru