TEMANGGUNG, kabarSBI.com – Ratusan seniman dari 15 kelompok Reog Ponorogo asal Kabupaten Temanggung, menggelar doa bersama dan aksi tolak klaim Reog Ponorogo oleh Malaysia, di Halaman Gedung Temanggung TV, Sabtu (16/4/2022) malam.
Hal itu menyikapi maraknya pemberitaan jika Malaysia diisukan akan mengklaim Reog Ponorogo sebagai warisan budayanya. Acara yang dimulai pukul 20.00 WIB tersebut, dimulai dengan pawai obor (oncor) oleh para seniman reog. Mereka juga membawa tumpeng dan ingkung, kemudian mengelar doa bersama, agar seluruh seni budaya milik bangsa Indonesia, khususnya Reog Ponorogo, tetap lestari dan terus berkembang di tengah masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, sejumlah seniman reog asal Kabupaten Temanggung juga berorasi, menolak secara tegas klaim Malaysia atas Reog Ponorogo. Kemudian mendesak agar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek Republik Indonesia untuk terus mengawal, agar Reog Ponorogo dapat diakui dunia internasional melalui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda milik Republik Indonesia.
Menurut koordinator acara, Sutopo, acara itu merupakan bentuk keprihatinan dan penolakan atas sikap negeri Jiran Malaysia yang dikabarkan secara sepihak akan mengklaim Reog Ponorogo sebagai milik mereka.
Padahal jelas-jelas Reog Ponorogo adalah warisan budaya nasional, asal Ponorogo, Jawa Timur. “Kami meminta pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud dan Ristek RI untuk terus mengawal status Reog Ponorogo, agar diakui dunia internasional.
Jangan sampai kita kalah oleh Malaysia yang sebenarnya hanya mengadopsi budaya asli Indonesia. Bayangkan, kalau sampai ini terjadi, bagaimana nasib para penggiat seni Reog Ponorogo di tanah air. Maka dari itu, kami tidak akan pernah rela,” tegasnya.
Sutopo berharap, kejadian klaim sepihak seni budaya asli dan milik bangsa Indonesia oleh negara lain yang sudah beberapa kali terjadi, tidak terulang lagi. Pemerintah harus melakukan upaya nyata melindungi seni budaya asal negeri ini.
Senada dengan Sutopo, salah satu seniman Reog Ponorogo asal Nglamuk, Kecamatan Tlogomulyo, Temanggung, Reza Pangestu, mengaku kecewa dan marah atas isu yang beredar itu. Pasalnya sejak kecil dirinya mengetahui Reog Ponorogo merupakan budaya asli bangsa, dan telah menjadi budaya kebanggaan Bangsa Indonesia.
“Reog telah berkembang di seluruh wilayah di Indonesia, termasuk Temanggung, namun sejarah mencatat, bahwa reog adalah asli Ponorogo, Jawa Timur, bukan dari daerah lain atau bangsa lain,” tegasnya.
Acara diakhiri dengan pementasan bersama dari 15 kelompok kesenian reog se-Kabupaten Temanggung. Kegiatan ini mendapat respon positif dari warga sekitar, dengan memadati lokasi dari awal hingga berakhirnya acara.
Sebagai informasi, dilansir dari sejumlah media massa, pascaberedarnya isu klaim Reog Ponorogo tersebut, Wakil Duta Besar Malaysia di Jakarta, Adlan M Shaffieq telah membuat klarifikasi. Dia menjelaskan, berdasarkan informasi awal yang ia terima dari Kuala Lumpur, negaranya tak ada niat untuk mengajukan kebudayaan Ponorogo tersebut ke Badan PBB.(simon/red)