Warga Desa Buara Mendesak Pemerintah Segera Bangun Jembatan

Daerah, Headline1547 Dilihat
Warga Desa Buara Mendesak Pemerintah Segera Bangun Jembatan 1
Warga dan pengguna kendaraan roda empat kesulitan saat melintasi jembatan sempit di Desa Buara Kecamatan Ketangungan, Kabupaten Brebes.

BREBES, kabarSBI.com – Tiga tahun sudah penantian warga Desa Buara Kecamatan Ketangungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah yang ingin memiliki jembatan permanen belumn juga terealisasi.

Padahal, menurut warga jembatan penghubung antar desa dan antar kecamatan yang terletak di Dusun Nambo, lingkungan RT 03 RW 06 Desa Buara, Ketanggungan, Brebes menjadi denyut nadi aktivitas warga sekitar.

“Jembatan ini sangat diharapkan pembangunannya. Jembatan ini dilintasi warga dari beberapa desa di dua kecamatan yaitu kecamatan Ketanggungan dan kecamatan Banjarharjo. Kami ingin jembatan desa buara segera dibangun,” kata Priyono, salah seorang warga Dusun Nambo, Desa Buara, Ketangungan, Brebes, Minggu, 30/5/2021.

Ia mengungkapkan sejak kerusakan yang mengakibatkan jembatan ambruk di desa buara sekitar tahun 2018 belum diperbaiki secara keseluruhan. Hal itu, kata dia, berdampak aktivitas masyarakat desa terganggu. Selain itu warga cemas jembatan akan ambruk kembali karena hanya terbuat dari kayu dan batang pohon.

“Tadinya jembatan terbuat dari beton namun karena ambruk di tahun 2018 jembatan sampai sekarang hanya dibuat dari kayu. Itupun pembangunannya melaui swadaya masyarakat. Kami sering mengusulkan pembangunan pada pemerintah supaya dibuat permanen tetapi tidak juga dibangun,” jelas Priyono.

Warga Desa Buara Mendesak Pemerintah Segera Bangun Jembatan 2
Jembatan Desa Buara Kecamatan Ketangungan, Kabupaten Brebes yang diharapkan warga segera dibangun pemerintah

Meski begitu ia menyebutkan sekitar tahun 2019 ada pembangunan kontruksi Pendukung jembatan tetapi tidak yang diharapkan warga.

“Ada memang pembangunan, kami pikir saat itu untuk membangun kontruksi jembatan melalui dana aspirasi. Ternyata hanya membangun entah apa namanya seperti tembok (loneng, red) ketingian sekitar satu meter disisi barat saja, setelah itu tidak ada pembangunan lagi,” ungkapnya seraya menyebut anggaran aspirasi sebesar Rp 200juta.

“Menurut saya pembangunan seperti tembok itu cuma buang buang anggaran karena tidak seperti yang diharapkan masyarakat. Masyarakat ingin dibangunkan jembatan yang permanen dengan lebar 4 meter dan panjang 18 meter,” pinta Priyono.

Hal senada dikatakan Ismanto, Ketua RW 06 Desa Buara, Ketanggungan, Brebes. Pria yang lebih dari 20 tahun mengabdi untuk masyarakat desa itu membenarkan keinginan masyarakat desanya agar pemerintah sunguh-sungguh dapat merealisasikan pembangunan jembatan di desa buara.

“Saat jembatan desa buara ambruk 2018, dan 2019 ada pembangunan disitu saya merasa dibohongi. Saya pikir ada pembanguan jembatan ternyata bukan. Hanya tepian bangun tembok (loneng, red) disisi barat setelah itu jembatannya tidak dibangun sampai sekarang,’ jelas Ismanto.

Ia juga menyebutkan jembatan desa buara adalah akses utama jalan penghubung sejumlah desa dari dua kecamatan yaitu kecamatan Ketanggungan dan kecamatan banjarhajo kabupaten Brebes.

“Selain warga desa kami banyak warga desa lain yang melintasi jabatan ini. Seperti warga desa cikesa, pamadaran, cisere, Sindang jaya, dan desa jemaih semua melintasi di jembatan ini. Karenanya kami ingin jembatan yang menjadi urat nadi aktivitas ekonomi masyarakat ini segera dibangun pemerintah,” harapnya.

Ia menginginkan jembatan dapat segera dibangun pemerintah baik ditingkat Kabupaten, propinsi dan pemerintah pusat. Asalkan, kata Ismanto, pembangunan jembatan desa buara dapat berkualitas, permanen dan tidak cepat rusak bila diterjang air sungai yang deras.

“Kami memang menginginkan pembangunan jembatan dengan lebar 4 meter dan panjang 18 meter. Sekarang ini lebar jembatan hanya dua meter itupun terbuat dari material kayu sementara banyak kendaraan roda dua dan roda empat yang melintas diatas jembatan,” ucapnya.

Sementara itu Kepala Desa (Kades) Buara Dadang  saat dihubungi melalui ponsel genggamnya belum dapat menjawab. (ras/r/as)