Ngeri!! “Gambaran Neraka” di Kantor Wali Kota Jakut

Ngeri!! "Gambaran Neraka" di Kantor Wali Kota Jakut 1
Lukisan karya seniman O.Paolo Tungga, menggambarkan dasyatnya “neraka” di lantai 2 Kantor Walikota Jakarta Utara.(dok)

OPINI, kabarSBI.com – Belakangan ini seni lukis ramai menjadi perbincangan publik. Seperti lukisan karya seniman asal yogyakarta, Yos Suprapto, yang menghebohkan itu, tapi itu bermotif politik.

Berbeda dengan lukisan – lukisan yang ada di kantor walikota Jakarta Utara, banyak ragam. Namun penulis menyoroti sebuah lukisan motifnya religi yang menggambarkan, “neraka”, ngerii.

Bila anda datang ke Kantor Wali Kota Jakarta Utara di Jl. Yos Sudarso, banyak spot lukisan indah yang dapat anda nikmati baik di lantai dasar maupun lantai 2.

Pada lantai dua gedung 14 lantai itu terdiri dari dua ruang pertemuan VIP, ruang Fatahillah dan ruang pola, dimana dilantai dua Walikota Kota Adm Jakarta Utara Ali Maulana Hakim, pada sisi barat melakukan aktivitas kedinasan, rapat dan acara berdampingan dengan ruang wakil Walikota. Sedangkan pada sisi timur ruang Sekko, dan para Asisten Kota Jakarta Utara.

Baik, kali ini penulis tertarik atas salah satu lukisan yang terletak di lantai 2 gedung tersebut, pada dinding sebelah barat pintu masuk ruang pola/fatahillah, sepertinya sudah cukup lama bertengger dengan sangat jelas. Disana terpampang lukisan berbahan kampas yang cukup besar ukuranya sekitar 1,5 meter x 2,5 meter, dengan bingkai keemasan, didepanya sebuah meja dan sofa duduk.

Pada lukisan itu nampak gambar Jembatan “Neraka” Sirotol Mustaqim dengan api yang menyala-nyala dibawahnya, sebuah pohon besar, dan sekelompok orang diujung jembatan. Pada atas jembatan nampak sinar yang menerangi sebuah pesan religi “Ikuti PerintahNya Jauhi LaranganNya”. Sedangkan pada kanan bawah lukisan itu tertara O.Paolo Tungga, mungkin nama seniman atau pelukisnya.

Ngeri!! "Gambaran Neraka" di Kantor Wali Kota Jakut 2
Potongan ‘pesan religi’ pada lukisan O. Paolo Tungga di kantor walikota Jakarta Utara. (dok)

Nampak dilukisan itu sejumlah orang yang melintas di jembatan Sirotol Mustakim, ada yang meloncat, merayap dan berjalan dengan tenang. Namun, ada pula yang tergelincir dan banyak yang jatuh tergodok panas dan dalamta api neraka.

Pesan religi

Pesanya, sang seniman tentu atas persetujuan dan permintaan pejabat Walikota meletakan sebuah karya yang menggambarkan jembatan perjalan manusia di akherat kelak. Jembatan penentu, yang bila mampu melintasinya dengan selamat Surga jaminannya, sebaliknya bila tak mampu jatuh digodok dasyatnya panas api neraka. Itulah jembatan Sirotol Mustakim yang dibawahnya api neraka yang menyala.

Dapat dipastikan, seluruh pejabat teras walikota menikmati lukisan tersebut. Termasuk pula peserta rapat, pegawai dan sipil lainnya dan peserta acara yang kerap dilaksanakan di ruang pola/Fatahillah, lantai 2 Kantor walikota Jakarta Utara.

Jelas pesan lukisan itu mengingatkan siapa saja, bukan semata pejabat teras dan para pegawai kantor walikota namun berlaku umum termasuk masyarakat.

Ngeri!! "Gambaran Neraka" di Kantor Wali Kota Jakut 3Menarik

Menariknya, lukisan itu ada dalam sebuah kantor pemerintah. Pejabat dan pegawai secara tidak langsung diingatkan akan hari akhir, akan hari kematian, akan hari hisab yang segala ibadah dan amal perbuatan baik dan buruk, perbuatan dalam kedinasan maupun dilingkungan sipil ditentukan dalam perjalanan Sirotol Mustakim.

Umat manusia, muslim khususnya tentu tak ingin jatuh dan tergodok panas dasyatnya api neraka. Umat muslim tentu semua ingin selamat dan berhasil melintasi jembatan menakutkan tersebut.

Sebuah hadist menyebutkan, dari Anas bin Malik, ia berkata bahwa Rasulullah SAW memberikan gambaran neraka sebagai tempat yang sangat panas dan penuh bara, sebagai berikut:

Neraka adalah tempat yang sangat panas dan sangat membakar. Tidak ada makan atau minum di dalamnya.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat al-Mursalat ayat 32 yang memberi gambaran neraka banyak menyemburkan api yang tinggi:

“Sungguh, (neraka) itu menyemburkan bunga api (sebesar dan setinggi) istana.”

Sedangkan Ayat Allah tentang sirotol mustaqim antaranya terdapat dalam Surat Al-Fatihah ayat 6 dan Surat Al-An’am ayat 153.

Surat Al-Fatihah ayat 6
Bunyi artinya “Bimbinglah kami ke jalan yang lurus”.

Surat Al-An’am ayat 153
Bunyi artinya: “dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah jalan tersebut, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain)”.

Pesan Moral

Pesan moral yang dapat disampaikan, para pejabat dan pegawai pemerintah kota Jakarta Utara ingatlah itu. Bila melayani masyarakat layanilah dengan baik, dengan setulus hati, jangan pilah pilih, jangan liat kasta masyarakat, jangan lihat profesi rendahan tertentu layanilah semua dengan akhlak yang mulia.

Ingat, para pegawai telah diingatkan oleh pimpinanya. Ingat, para pimpinan kota telah diingatkan dengan lukisan itu bekerjalah dengan profesional buatlah kebijakan yang bermanfaat untuk umat dan orang banyak.

Jangan sekali -kali membuat keputusan atau kebijakan karena kepentingan dan pengamanan jabatan dan atau untuk mendapatkan keuntungan sehingga kalian tidak berlaku adil dan profesional.

Ingat, Didepan, di pundak kiri dan kanan segala perbuatan baik disadari maupun tak disadari semua terekam dengan baik, malaikat pencatat tidak pernah tidur mengawasi.

Segeralah intropeksi diri, intropeksi kedinasan bila dirasa ada sikap pribadi dan kedinasan yang dapat menambah cacatan buruk, karena itu akan menjadi batu sandungan kelak di jalan yang lurus itu, jalan Sirotol Mustaqim. Kesadaran diri sendiri itu lebih baik ketimbang disadarkan malaikat, melalui tangan-tanganya di bumi, dikalangan masyarakat tertentu.

Bila kepanjangan tangan itu mencatat tentu kuping kalian akan panas, emosional kalian tidak stabil, itu seperti terkena percikan panasnya api neraka yang sesungguhnya berasal perbuatanmu sendiri.

Semoga bermanfaat, dan tulisan ini pada dasarnya mengingatkan penulis.

Penulis: Saimin – Wartawan Kota Jakarta Utara.