CIREBON, kabarSBI.com – Runtuhnya bangunan sekolah SMPN 2 Plumbon di Desa Gobang, Kabupaten Cirebon bulan lalu tepatnya pada 1 Oktober 2019 yang banyak memakan korban luka-luka pada siswa didik dan guru telah menarik banyak pihak yang peduli dunia pendidikan. Redaksi kbarSBI.com di Jakarta melayangkan surat konfirmasi terkait peristiwa tersebut dan upaya penanganan pemerintah kabupaten Cirebon.
Dalam Surat balasan No 421/163/Sekret Dinas Kominfo Kabupaten Cirebon tertanggal 14 Oktober 2019 namun diterima kantor redaksi pekan lalu (1/11/2019), Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Cirebon Sugeng Darsono menjelaskan secara resmi runtuhnya bangunan Sekolah SMPN 2 Plumbon.
Dalam kutipan kronologis kejadian, Kominfo Kabupaten Cirebon menyebutkan pada hari Selasa tanggal 1 Oktober 2019 pukul 12.45 WIB telah terjadi robohnya atap 2 (dua) ruang belajar yang menimpa siswa yang sedang belajar kelas (7i dan 7) SMPN 2 Plumbon.
Bangunan ruang kelas yang roboh (kelas 7i dan 7) karena struktur atap ruangan telah rapuh dimakan rayap dan menurut Pih sekolah bangunan tersebut dibangun pada tahun 1984 dan permah di rehabilitasi sekitar tahun 2006.
Dari kejadian tersebut korban kebanyakan anak didik telah dibawa ke Puskesmas Plumbon dan ke Rumah Sakit Mitra Plumbon menggunakan ambulan Polres dan Puskesmas,” tulis Kadis Kominfo Kabupaten Cirebon, dengan merilis korban seluruhnya 19 orang. Kini korban telah pulang kerumah dan seluruh biaya perawatan dan tindakan medis lainnya ditanggung oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon
Menurutnya, Tim Penghimpun data dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan (Sdr. Dikki dan Dr. Dadang) telah datang ke Cirebon untuk melakukan peninjauan langsung ke lokasi kejadian SMPN 2 Plumbon saat itu. kemudian mengunjungi korban yang masih dirawat di RS Mitra Plumbon.
Tim mendata tingkat kerusakan dan akibat yang ditimbulkan dari kejadian tersebut serta menginventarisasi ruangan-
ruangan yang rusak berpotensi rawan roboh. Dari hasil pendataan didapatkan bahwa sebanyak 9 ruang kelas (termasuk 2 yang sudah roboh) dan 1 ruang TU/Guru sangat rawan roboh dan sangat rawan apabila dipergunakan, maka harus segera melakukan rehabilitasi ruangan.
Selain itu, dijelaskna bahwa Direktur PSMP Ditjen Dikdasmen Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan beserta timnya melakukan kunjungan ke SMPN 2 Plumbon dilanjutkan mengunjungi korban di RS Mitra Plumbon Tindakan Preventif

Tim kabarSBI.com saat mengecek kondisi bangunan SMPN 2 Plumbon di Desa Gombang, Kabupaten Kuningan. (dok)
Lebih lanjut, Pada pelaksanaan PPDB Tahun Pelajaran 2019/2020, tim verivikasi PPDB untuk penetapan daya tampung siswa kelas 7 berdasarkan pertimbangan jumlah ruang kelas yang tersedia, layak dan aman untuk dipergunakan dalam pembelajaran ditetapkan sebanyak 6 rombongan belajar (Rombel). jadi daya tampung 32 siswa x 6 rombel 192 siswa, tetapi pihak sekolah mengajukan permohonan penambahan menjadi 9 rombel (sesual juknis PPDB) dengan alasan atas desakan masyarakat sekitar sekolah, tapi saat kejadian ternyata realnya 10 rombel bukan 9 rombel.
Kemudian dari hasil input pada aplikasi KRISNA DAK Tahun 2018 untuk pelaksanaan DAK 2019 dan Tahun 2019 untuk Pelaksanaan DAK 2020 tetapi saat sinkronisasi data sekolah calon penerima bantuan dana DAK SMPN 2 Plumbon tidak muncul. Seleksi pada aplikasi KRISNA DAK dilakukan secara sistem dengan seleksi disesuaikan keadaan Dapodik masing-masing sekolah.
“Pada Tahun 2018 SMPN 2 Plumbon mendapat bantuan Blockgrant APBN dari Kemdikbud untuk rehabilitasi ruang perpustakaan yang sudah roboh.”
Demikian penjelasan Kadis Kominfo Kabupaten Cirebon Sugeng Darsono berdasarkan hasil koordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon. (iwan/r/as)