oleh

Terinspirasi Wapres, Desa Purbahayu Tonjolkan Program Dewa-Dewi

Terinspirasi Wapres, Desa Purbahayu Tonjolkan Program Dewa-Dewi 1
Foto: Serah terima mesin pakan ikan oleh Kepala Seksi Kesra Desa Purbahayu kepada Jahidi Ketua KSM Maju Jaya. (dok)

PANGANDARAN, kabarSBI.com – Sejak resmi digulirkan pada tahun 2019 lalu oleh Wakil Presiden (Wapres) KH. Ma’ruf Amin, Program Dewa – Dewi (Desa Wisata Agro – Desa Wisata Industri) kian sukses memicu semangat gerakan ekonomi berbasis kerakyatan dan terus berkembang hingga plosok daerah.

Gerakan ekonomi berbasis kerakyatan cukup menonjol seperti di Desa Purbahayu di kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Terinspirasi Wapres, Desa Purbahayu Tonjolkan Program Dewa-Dewi 2
Kepala Desa Purbahayu, Sarotun. (dok)

Menurut, Sarotun, Kepala Desa Purbahayu, mpengatakan segenap perangkat desa dengan melibatkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Maju Jaya terus digalakan dengan menata dan mengembangkan potensi wilayah yang ada seperti agrowisata dan sektor industri.

“Kami (Desa Purbahayu, red) secara geografis merupakan daerah pegunungan yang potensial untuk pertanian, terbukti bermacam tanaman hortikultura dan palawija dapat tumbuh disini. Selain itu untuk kegiatan warga dalam budidaya perikanan air tawar pun saat ini mulai berkembang. Kami dari pihak Desa tentu sangat mendukung dengan memberikan bantuan dalam bentuk mesin olah pakan ikan kepada kelompok,” ujar Sarotun, Selasa, 11/8/2020.

Ia mengaku dukungan dan peran media sangat diperlukan untuk dapat di ketahui publik dan khalayak ramai bahwa Desa Purbahayu memiliki lokasi Air Terjun yang cukup cantik dan masih asri berada di Dusun Munggang Gondang yang dinamakan Curug Jambe Enom/Curug Jambe Anom.

Lebih lanjut, kata dia, potensi wilayah seperti Air Terjun yang disertai aliran sungai yang cukup indah sangat cocok bagi wisatawan untuk berekreasi dan ditambah juga mendukung untuk wahana permaian air seperti bodyrafting.

Tak hanya itu, Desa Purbahayu pun memiliki wisata religi akan sejarah dalam penyebaran agama Islam di wilayah Pangandaran. Terpadat situs-situs sejarah peninggalan tokoh penyebar Agama Islam pada masa tahun 1800 Masehi.

“Perjuangaan  Eyang Paju, Ki Raksa Wedana berakhir pada tahun 1882 karena meninggal dunia, yang makamnya di Munggang Dogleg (Gunung Wayang) sedangkan Ki Juru Simpen Meninggal Tahun 1887 dimakamkan di bawah Makam Eyang Paju dan Ki Raksa Wedana Dekat Sungai Cimulih,” ungkap Kades Purbahayu.

“Cita-cita dan harapan area di sekitar situs peninggalan sejarah tersebut akan dikembangkan sebagai lokasi agrowisata buah, skema pengelolaan selain wisata alam juga edukasi dan mampu menyerap dan menumbuhkan perekonomian bagi warga,” harap Sarotun.

Lebih jauh, dalam hal industri, Desa Purbahayu dikenal luas menjadi salah satu Desa pemasok Gula Merah terbanyak dari wilayah pakidulan(Selatan). Dengan mayoritas penduduk Purbahayu adalah pembuat gula merah selain memiliki usaha sampingan ke sawah dan bercocok tanam yang lainnya.

Produk Gula Merah yang dihasilkan oleh masyarakat Desa Purbahayu selama ini masuk ke pengepul untuk kebutuhan bahan baku perusahaan industri besar olahan kecap skala internasional. Warga pun mulai berkreasi guna meningkatkan daya jual gula merah dengan dibuat gula semut, kebanyakan hasil produksi gula merah ini dikemas untuk memenuhi pasar kelas menengah.

“Maka untuk itu, kami rasa Desa Purbahayu selaras dengan program Dewa (Desa Wisata Agro) dan Dewi (Desa Wisata Industri) yang sering disampaikan Wakil Presiden. Kami ingin membangun arus ekonomi baru Indonesia, diperlukan gerakan pemberdayaan yang berbasis kerakyatan dan keummatan, di mana gerakan bottom up menjadi pilar baru ekonomi untuk menopang ekonomi nasional, semoga langkah kami ini mendapat support dari pemerintah daerah hingga ke pusat,” pungkasnya. (rahman/r/as)

Kabar Terbaru