
KUNINGAN, kabarSBI.com – Pembangunan jembatan gantung Patapan di Desa Sukadana, Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan yang baru terselesaikan sekitar akhir bulan desember 2019 lalu, kini ambruk. Rencananya Presiden Joko Widodo akan mersmikan jembatan gantung sukadana ini dimungkinkan batal.
Jembatan Patapan yang berfungsi menghubungkan dua desa, yaitu desa kalimati kecamatan jepara kabupaten kuningan dan desa karangwuni kecamatan sedong kabupaten cirebon, dengan panjang 120 meter dan lebar 1,5 meter. Kini jembatan tersebut tak dapat digunakan dan menjadi bahan perbincangan masyarakat ditengah wabah virus corona (COVID-19).
Warga menilai jembatan Patapan ambrol pondasinya, diduga akibat terkikis arus sungai yang lumayan besar karena intensitas hujan beberapa hari lalu. Ambrolnya pondasi jembatan ini terjadi pada hari Kamis (09/04/2020) sekitar pukul tiga sore dugaan warga akibat terkikis derasnya arus sungai.
Melihat ambruknya pondasi jembatan tersebut, banyak warga yang menduga itu dikarenakan tidak ada paku bumi, dan diduga abutmennya patah sehingga terlepasnya kabel seling.
Selain itu disebutkan warga bahwa tekstur tanahnya adalah tanah lempung, sehingga pondasi jembatan seharusnya lebih dalam dan kokoh. Apalagi aliran sungai kerab dikeruk dengan alat berat/beko.
Team SBI beberapa kali meninjau waktu pelaksanaan kegiatan pembangunan jembatan Papatan termasuk sumber anggaran dan teknis pekerjaan dilapangan. Pantauan dilapangan tak nampak papan proyek termasuk direksi kit-nya.

Ketua LSM GERAM (Gerakan Rakyat Marjinal), Rudi, angkat bicara terkait kejadian tersebut. Menurutnya ambruknya jembatan Patapan harus dievaluasi dan dicari tahu penyebabnya.
“Saya sangat menyayangkan jembatan gantung yang didanai cukup besar ini sudah ambruk lagi. Ini harus jadi kajian pihak terkait, saya menduga ada yang tidak sesuai dengan spek perencanaanya dan bukan karena paktor alam saja,” ucap Rudi, Jumat, 17/4/2020.
Ia memperhatikan bahwa debit air yang tidak terlalu signifikan dan berharap faktor alam jangan dijadikan alasanya.
“Bisa jadi ini temuan hukum, karena disinyalir melenceng dari aturan yang sudah disepakati secara kontraktual. Saya mendesak aparat hukum yang berwenang segera memanggil pihak pemborong dan dinas terkait untuk mempertanggungjawabkan proyek jembatan yang kini ambrol,” pungkasnya.
Sementara itu, menurut keterangan dari Dinas Bina Marga Kabupaten Kuningan, bahwa pembangunan jembatan patapan di desa sukadana tersebut dari anggaran APBN pemerintah pusat.
“Pekerjaan jembatan itu semuanya dikerjakan sama orang-orang pusat, karena anggaran tersebut dari APBN. Pemda Kuningan hanya mengajukan dan menerima mamfaatnya saja,” kata Tedi, Kepala Bidang Jembatan dan Jalan Dinas Bina Marga Kabupaten Kuningan, baru-baru ini diruang dinasnya.
Ia menjelaskan bahwa dugaan sementara karena faktor alam, derasnya air karena intensitas hujan beberapa hari ini diduga mengikis tanah disekitaran pondasi.
“Untuk besaran anggaran pembangunan jembatan tersebut adalah sekitar Rp 7,56 miliar sekian untuk paket tiga lokasi pekerjaan jembatan gantung yaitu Sukadana, Bunder dan Datar. Pemenang tendernya adalah CV. Kenanga Tigalima yang beralamatkan di Bandung Kota,” ungkap Tedi seraya menyebut saat ini jembatan tersebut dalam perbaikan. (rsd/dadan/r/s)