kabarSBI.com – Anggota Komisi XI DPR RI Wartiah meminta agar program strategis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) serta dukungan dari Himpunan Bank Negara (Himbara) berhasil dan tepat sasaran dalam upaya pemulihan ekonomi Nusa Tenggara Barat (NTB). Untuk itu, ia meminta OJK, BI, dan Himbara menjalin komunikasi yang intensif dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah agar program tersebut bisa berjalan dengan baik.
“Kemudian saya meminta kepada masing-masing pihak agar bekerja secara profesional di semua lini, mengingat di Mandalika pada tahun 2022 akan digelar sejumlah event tingkat nasional dan internasional. Tentu ini perlu mendapat perhatian khusus terutama para UMKM kita agar bisa mendapatkan suntikan dana,” ujar Wartiah saat memimpin Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XI DPR RI memantau realisasi program strategis BI dan OJK di NTB, Jumat (3/12/2021).
Menurut legislator dapil NTB III ini, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di NTB ini terus meningkat, walaupun di masyarakat masih ada keluhan tentang penjaminan untuk mendapatkan program KUR. “Mungkin ke depan kita perlu memiliki ruang khusus yang memungkinkan mendapatkan kemudahan bagi para UMKM yang masih terkendala dalam syarat penjaminan. Saya yakin, seperti yang dilaporkan, OJK, BI dan Himbara memiliki perhatian yang luar biasa kepada UMKM kita,” imbuh politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi XI DPR RI Junaidi Auly mengatakan, dari hasil pemantauan terkait realisasi program strategis untuk pemulihan ekonomi di NTB cukup baik, ada optimisme pertumbuhan khususnya di bidang sektor jasa keuangan. Artinya, walaupun terjadi pandemi sempat ada tren penurunan pertumbuhan ekonomi, namun tidak terlalu signifikan. Bahkan di antara mereka ada yang cukup eksis mempertahankan pertumbuhan.
“Dari segi konsepsional, saya kira langkah-langkah yang sudah disepakati oleh BI, OJK dan DPR sudah bagus, hanya tinggal sejauh mana aplikasi dari rencana itu di lapangan. Jangan hanya di atas kertas itu baik, tapi dalam tataran operasional tidak bisa diwujudkan. Itu yang menjadi perhatian besar kami,” tegas politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Sebelumnya, Kepala BI Perwakilan NTB Heru Saptaji menjelaskan, perekonomian di NTB ini cenderung terus membaik, tercermin dari pertumbuhan PDB sejak triwulan kedua dan tiga yang tetap tumbuh masing-masing sebesar 4,76 persen dan 2,42 persen year over year growth (YOY). Meskipun, pada triwulan 3 dihadapkan tantangan PPKM akibat meningkatnya varian delta.
Heru memaparkan, untuk pengendalian inflasi, pihaknya bersama dengan pemda melakukan efektifitas Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), dengan membangun klaster-klaster yang menjadi sumber tekanan inflasi. “Bagaimana kita juga telah membangun konektifitas perdagangan antar daerah untuk menekan sumber-sumber tekanan inflasi,” terang Heru.
Kemudian, lanjut Heru, dalam konteks pengembangan ekspor, pihaknya telah melakukan beberapa pengembangan beberapa komoditas, baik itu dari sektor tambang maupun non-tambang. “Daerah NTB ini punya kekayaan potensi ekspor yang luar biasa, setidaknya ada 9 komoditas yang kita kembangkan di sini, di antaranya kopi yang telah dikirim ke Korea Selatan dan Turki, vanili ke Amerika Serikat, sarang burung walet, lobster dan lain sebagainya,” jelas Heru.
Pada akhirnya, kerja-kerja tersebut berkorelasi positif dengan kinerja pertumbuhan perekonomian NTB yang terus membaik sejalan dengan kondisi ekonomi nasional yang juga terus membaik walau di tengah Covid-19 pada triwulan 2 dan 3 masih tumbuh positif. “Hari ini menurut kami merupakan modal yang sangat baik, bagaimana ke depan tantangan pengendalian inflasi terus menurun. Kita meyakini prospek pertumbuhan eknomi di NTB ini akan semakin baik pada tahun-tahun mendatang,” yakin Heru. (jk/sf/red)