Lewat SKPG, Pemkab Kuningan Perangi Stunting dan Kerawanan Pangan dari Desa

Daerah, Jawa Barat1154 Dilihat

Lewat SKPG, Pemkab Kuningan Perangi Stunting dan Kerawanan Pangan dari Desa 1
KUNINGAN, kabarSBI – Pemerintah Kabupaten Kuningan kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat ketahanan pangan dan mempercepat penurunan stunting. Hal ini ditandai dengan penyerahan bantuan pangan bergizi hasil intervensi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) Tahun 2025, yang digelar di Desa Garawangi, Kecamatan Garawangi, pada Rabu, 2 Juli 2025.

Acara ini dihadiri langsung oleh Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., yang hadir menyapa warga dan menyerahkan langsung bantuan kepada keluarga penerima manfaat. Didampingi oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan), Dr. Wahyu Hidayah, M.Si., jajaran perangkat daerah, tenaga kesehatan, serta kader Posyandu, kegiatan ini berlangsung hangat dan penuh semangat kolaborasi.

“Kita berkumpul di tanah Garawangi bukan sekadar berbagi bantuan. Ini adalah barisan cinta, kepedulian, dan perjuangan. Karena soal pangan bukan hanya soal perut kenyang, tapi martabat manusia dan masa depan bangsa,” tegas Bupati Dian dalam sambutannya.

Gerak Cepat Berdasarkan Data, Bukan Dugaan

Melalui program SKPG, Pemkab Kuningan menempatkan data sebagai fondasi utama dalam pengambilan keputusan. Tiga indikator utama — ketersediaan, keterjangkauan, dan pemanfaatan pangan — menjadi alat ukur untuk menetapkan wilayah aman, waspada, atau rentan terhadap kerawanan pangan dan gizi.

“Kami hadir membawa data, membawa program, membawa secercah harapan bagi keluarga yang selama ini berjuang dalam senyap. Ini bukan sekadar bantuan, tapi bentuk kehadiran negara di dapur rakyat,” ujar Bupati Dian.

Adapun total penerima bantuan pangan sebanyak 120 Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang tersebar di tiga desa:

Desa Garawangi: 63 RTS
Desa Sukamulya: 31 RTS
Desa Mekarmulya: 26 RTS

Paket bantuan terdiri dari bahan pangan pokok bergizi yang ditujukan khusus untuk memenuhi kebutuhan gizi dasar kelompok rentan seperti balita dan ibu hamil.

Stunting adalah Alarm Masa Depan

Bupati Dian juga menekankan bahwa stunting bukan sekadar isu medis atau fisik, melainkan alarm bagi masa depan bangsa. Ia mengajak para ibu untuk menjadi garda terdepan dalam perubahan pola konsumsi di rumah.

“Anak sehat hari ini adalah pemimpin tangguh di masa depan. Dan ibu yang cerdas hari ini adalah fondasi bangsa yang cemerlang,” ucapnya.

Ia menambahkan bahwa keberhasilan pembangunan tidak cukup hanya dinilai dari infrastruktur, tetapi sejauh mana program menyentuh isi piring keluarga di desa-desa.

Kebijakan dengan Hati dan Data

Dalam laporannya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Dr. Wahyu Hidayah, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi intervensi berbasis data dan keadilan sosial. SKPG telah menjadi alat navigasi penting dalam mengidentifikasi dan menangani kerawanan pangan secara tepat sasaran.

“Dengan arahan langsung dari Bapak Bupati, kami bergerak cepat dan menyasar kelompok paling rentan. Ini bukan sekadar administratif, tapi bentuk nyata keberpihakan kepada rakyat,” jelas Wahyu.

Kegiatan ini sebagai bentuk keseriusan Pemda dalam mendorong ketahanan pangan berbasis desa.

Langkah Kecil, Dampak Besar

Penyerahan bantuan pangan bergizi ini bukan hanya seremonial, tetapi menjadi tonggak penting dalam upaya jangka panjang membangun masyarakat yang lebih sehat, kuat, dan mandiri.

“Kita tidak membangun hanya dengan aspal dan beton, tapi juga dengan memperbaiki isi piring anak-anak kita. Dari Desa Garawangi, kita mulai langkah kecil untuk masa depan Kuningan yang lebih sehat dan lebih kuat,” tutup Bupati Dian penuh semangat.

(Humas Diskatan)